Rabu, 02 Maret 2011

PERDAGANGAN RITEL


PERDAGANGAN RITEL

Peluang bisnis ritel di Jatim masih terbuka dan siap menampung 60 gerai supermarket dan hipermarket lagi, kendati ekspansi pasar modern itu kerap ditengarai mengancam pedagang pasar tradisional. Potensi pengembangan pasar modern di Jatim masih cukup besar. Tingkat rasio antara jumlah supermarket, hipermarket dan minimarket terhadap total populasi penduduk di provinsi ini belum berimbang. (Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) - Abraham Ibnu). Pesatnya pertumbuhan gerai ritel di Aceh pascatsunami menunjukkan bahwa potensi bisnis ritel di Aceh sangat besar. Namun potensi tersebut belum diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang mengerti dengan bisnis tersebut. (Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Aceh, Amri M Ali)
Kedua pernyataan di atas menjadi sebuah masukan yang sedikit menggambarkan bagaimana peluang dan tantangan pengembangan ritel makanan (grocery) di daerah. Secara umum potensi bisnis lokal sangatlah besar dan bisa dikembangkan. Usaha mikro kecil (UMK) berpeluang memunculkan usaha unggulan. Kebanyakan, peluang bisnis yang digarap, makanan dan minuman dalam kemasan yang bercita rasa lokal, mulai snack tradisional, tape, tape ketan, manisan, kacang, sampai kunyit asam.

Tantangan Bisnis Ritel Makanan
Faktor SDM adalah kendala paling dominan untuk menjalankan bisnis yang tergolong rumit ini. Selama ini, pengusaha ritel sebagian besar hanya bisa merekrut tenaga manajemen dan karyawan dengan kemampuan standar. Selain faktor SDM, arus listrik yang tidak lancar juga menjadi faktor pengambat terbesar berkembangnya usaha ritel. Bisnis ritel sangat membutuhkan arus listrik yang stabil karena kita memakai peralatan hitung, dan peralatan lain yang menggunakan listrik. Arus listrik yang tidak stabil jelas menjadi faktor penghambat paling besar dan jika ini terus berlangsung maka akan benar-benar merugikan pengusaha ritel. Selain itu jalur distribusi barang yang sangat panjang, sehingga harga yang ditetapkan pengusaha ritel tinggi menjadi kendala yang harus segera diatasi.

Sinergi Ritel Makanan dan Bisnis Lokal
Keberadaan ritel dan toko tradisional layaknya dua sisi mata uang yang saling membutuhkan satu sama lain. Hal ini terlihat dengan Pemanfaatan jaringan gerai ritel memudahkan sebuah produk UMK untuk menembus pasar secara nasional. Tentu saja sebuah merek produk lokal harus lolos seleksi produk yang dilakukan gerai ritel modern. Cara ini risikonya relatif lebih kecil, ketimbang sebuah produk harus memperluas jaringan distribusi sendiri, atau membuat produk baru, dan mengiklankannya secara pasif.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa ritel modern pun mampu meningkatkan kapasitas ekonomi lokal, terutama industri makanan dan minuman, untuk menembus pasar nasional. Industri makanan dan minuman yang berkembang mengikuti pola konsumsi ritel kota–kota utama mempunyai tren sama, dan dapat mendorong peluang pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan berbagai aspek positif yang ada pada ritel modern, tak ada salahnya bagi UMK untuk memperbesar dirinya melalui industri ini. Jika langkah ini dilakukan, UMK juga akan didorong lebih cepat memperbaiki diri dalam hal kualitas produk, pengelolaan produk dan keuangan yang efisien, maupun manajemen sumber daya manusia yang efisien pula. 

Bisnis dan Harmonisasi Lingkungan
            Perkembangan bisnis ritel yang terus merambah ke pelosok-pelosok perlu memperhatikan beberapa aspek penting seperti pengembangan bisnis berbasis lingkungan. Bisnis tidak hanya diarahkan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya tetapi ada tanggungjawab sosial dan lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengembangkan aspek lingkungan seperti pembungkus makanan yang digunakan ramah lingkungan (dapat di daur ulang) sebagai upaya mendukung pengurangan dampak perubahan lingkungan

Solusi Permasalahan
            Peluang untuk meraih pangsa pasar di daerah sangat terbuka oleh karena itu perlu membuat beberapa kebijakan yang dapat mengurangi permasalahan dalam perkembangannya dengan beberapa cara berikut:
Untuk mengatasi kendala listrik dan memangkas jalur distribusi, peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan

Analisis
Perdagangan ritel ini pun dapat saya rasakan dalam kehidupan khususnya keluarga saya yng tinggal di daerah cileduk-joglo. Disini kami sangat bergantung dengan pedagan ritel sayur mayur, karena untuk membeli sayur kami harus menempuh jarak sekitar 10 km dan untuk menempuhnya kami harus menggunakan jasa ojek, yang terletak di pasar cileduk. Sedangkan kami tinggal di sebuah komplek yang sangat jauh. Dampak yang kami rasakan bila tidak ada tukang sayur keliling atau tukang sayurnya mudik maka kami tidak bisa membeli sayur-mayur dan kami tidak bisa makan sayur,atau kami akan makan mie instant. 


REFERENSI:
  • http://hendriyadi89.blogdetik.com/?p=65